Stres dan Pola Makan Berubah saat Puasa? Begini Cara Cegah Asam Lambung Naik

06/05/2020, 03:02 WIB
Bagikan:
Penulis Farhanah Khalid | Editor Kurniasih Budi

 

Kenikmatan berpuasa pada bulan Ramadhan sejatinya muncul dari keikhlasan dan dan kesabaran saat menjalaninya.

Selama bulan Ramadhan, umat Islam berpuasa sekitar 13 jam dari terbit fajar hingga matahari tenggelam.

Perubahan pola makan memang tantangan utama dalam berpuasa. Terlebih pada puasa tahun ini, tantangan lebih besar karena saudara muslim berpuasa di tengah situasi wabah Corona atau Covid-19.

Tantangan demi tantangan tersebut harus dijalani dengan tenang, sehingga tidak menimbulkan stres. Khususnya, Anda yang memiliki penyakit asam lambung, perubahan pola makan dan stres bisa memicu produksi asam lambung berlebih.

Dilansir dari Kompas.com, Senin (27/4/2020), jika asam lambung naik berulang kali (lebih dari dua kali dalam seminggu), maka Anda mungkin memiliki penyakit refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).

Pada beberapa kasus, seseorang yang memiliki Gerd biasanya merasakan panas atau terbakar di dada atau tenggorokan. Gejala lain yang umum muncul berupa batuk kering, gejala asma, dan kesulitan menelan makanan.

Jadi, bagaimana ya cara mengendalikan asam lambung agar tidak naik saat berpuasa?

Pertama, hindari makanan bersifat asam dan pedas saat sahur dan berbuka puasa

Buah-buahan seperti anggur, jeruk, tomat, dan cuka memang memiliki banyak nutrisi dan manfaat bagi tubuh. Meski demikian, makanan ini juga dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung.

Begitu juga dengan cabai dan lada, lebih baik dikurangi penggunaannya dalam makanan. Itu karena makanan pedas dapat melukai esofagus atau kerongkongan dan menimbulkan gejala nyeri ulu hati.

Kedua, hindari pula makanan berminyak dan berlemak serta bersoda

Gorengan dan minuman soda segar menjadi salah satu makanan favorit orang-orang saat berbuka puasa. 

Padahal, jenis makanan dan minuman tersebut justru harus dikurangi bahkan dihindari karena dapat membuat relaksasi atau pengenduran otot katup esofagus bawah. Kondisi ini menjadi penyebab naiknya asam lambung.

Selain makanan itu, beberapa makanan yang sebaiknya dihindari, yakni kentang goreng, burger, cokelat, mint, serta produk dairy seperti susu dan yogurt.

Ketiga, jangan makan berlebihan

Rasa lapar saat berpuasa membuat sebagian orang tak mampu mengontrol porsi makannya saat berbuka. Padahal, porsi makan terlalu banyak dapat memicu naiknya asam lambung. Solusinya, makan lah dalam porsi kecil dengan frekuensi sering.

Keempat, makan dengan santai dan tenang

Makan terlalu cepat membuat perut sulit mencerna yang meningkatkan risiko asam lambung naik. Solusinya, makanlah dengan santai dan tidak terburu-buru. Awali berbuka puasa dengan air putih dan buah-buahan seperti kurma, pisang, dan lainnya (hindari buah sitrus).

Jangan lupa, kunyah makanan hingga lumat sebelum ditelan kurang lebih 20 detik dengan suapan kecil.

Hindari langsung makan berat saat berbuka karena perut Anda perlu penyesuaian setelah seharian berpuasa.

Kelima, siapkan sendiri hidangan sahur dan berbuka

Hidangan sahur dan berbuka puasa yang disiapkan sendiri tentu lebih terjamin karena Anda mengetahui bahan yang digunakan dan proses memasaknya.

Anda pun bisa mengontrol penggunaan bahan-bahan yang dapat memicu naiknya asam lambung seperti buah sitrus, lada, cabai, dan sebagainya. Di samping itu, Anda juga dapat mengatur porsinya agar tidak berlebihan. 

Keenam, tidak langsung berbaring setelah makan

Posisi duduk bantu menurunkan makanan menuju lambung karena adanya gaya gravitasi.

Sebaliknya, jika Anda langsung berbaring dalam kondisi lambung terisi penuh, maka isi lambung akan terdorong naik melewati katup kerongkongan yang memungkinkan terjadi refluks makanan. 

Bukan berarti Anda tak boleh berbaring atau tiduran setelah sahur dan berbuka, tetapi tunggu sekitar 2-3 jam. Hal yang tak kalah penting, hindari “ngemil” tengah malam ya.

Ketujuh, naikkan posisi kepala saat tidur

Posisi kepala rendah ketika tidur dapat mengurangi gaya gravitasi pada pencernaan. Tidak adanya gaya gravitasi akan membuat penekanan terhadap isi lambung. Isi lambung pun akan naik dan menekan sfingter esofagus bawah.

Dengan menaikkan posisi kepala, penekanan terhadap isi lambung akan berkurang. Jika asam lambung terlanjur naik, maka Anda dapat membeli obat asam lambung di apotik atau memeriksakan diri ke dokter.

Selain itu, Anda tetap harus tidur cukup dan berkualitas di bulan Ramadhan. Ini penting untuk mencegah stres dan naiknya asam lambung.

Nah, kunci mencegah naiknya asam lambung sebenarnya adalah komitmen Anda dalam penerapan cara-cara di atas. Hal ini penting agar puasa Anda nyaman dan lancar hingga hari kemenangan tiba.