Hindari 3 Kesalahan Umum Saat Membeli Asuransi Jiwa
11/07/2020, 10:03 WIB
Apakah tahun ini kamu berencana memiliki asuransi jiwa? Bila saat ini posisi kamu adalah sebagai kepala rumah tangga atau pencari nafkah di keluarga, sebaiknya mulai memikirkan untuk memiliki asuransi jiwa sebagai strategi manajemen risiko finansial.
Memiliki asuransi jiwa bisa membantu kamu mengantisipasi risiko-risiko finansial yang timbul akibat kematian pencari nafkah dan karena musibah-musibah lain yang membuat keran pendapatan keluarga terganggu.
Namun, membeli asuransi jiwa juga tidak bisa sembarangan. Sebab perlu kecermatan tersendiri agar tidak terjebak pembelian produk yang tidak tepat.
Melansir Kompas.com (04/01/2018) banyak orang yang membeli asuransi jiwa tidak sesuai kebutuhan, sehingga saat dicairkan tidak sesuai harapan. Artinya tetap mengguncang kesehatan finansial keluarga.
Misalnya nilai uang pertanggungan sangat kecil, tak sesuai perkiraan. Lalu juga sebagian besar premi atau iuran yang dibayar per bulan ternyata dipotong cukup besar karena alasan tertentu dari perusahaan asuransi.
Bila kamu berencana membeli asuransi jiwa, sebaiknya hindari beberapa kesalahan saat membeli asuransi berikut ini.
1. Salah menetapkan tertanggung di polis
Dalam asuransi, tertanggung adalah dia yang ditanggung risiko jiwanya oleh perusahaan asuransi. Dengan demikian, ketika si tertanggung tersebut meninggal dunia, maka perusahaan asuransi akan membayar sejumlah uang pertanggungan yang berhak diberikan kepada ahli waris yang ditunjuk.
Siapa yang idealnya menjadi tertanggung dalam produk asuransi jiwa? Sesuai tujuan pembelian yaitu manajemen risiko finansial keluarga, tertanggung seharusnya mereka yang memiliki nilai ekonomi atau pihak yang menjadi sumber penghasilan keluarga.
Misalnya, suami, istri, atau keduanya. Bila suami dan istri sama-sama bekerja, tertanggung seharusnya adalah pihak yang memiliki penghasilan terbesar karena risiko finansialnya juga paling besar bagi keluarga bila tiba-tiba dia meninggal dunia.
2. Menganggap asuransi sebagai investasi
Banyak orang yang menjadikan asuransi sebagai ladang untuk berinvestasi. Asuransi yang dimiliki oleh orang dengan tipe ini biasanya lebih dari satu perusahaan.
Padahal harusnya satu perusahaan saja sudah cukup, apalagi jika perusahaan menawarkan beragam keuntungan. Perlu diingat, asuransi adalah alat untuk memproteksi diri, bukan buat memperkaya diri.
Meskipun uang pertanggungan yang diterima lebih besar daripada premi yang telah dibayar, namun jumlahnya tetap tidak dapat diprediksi. Jadi, jangan berharap asuransi dapat memberi hasil investasi maksimal seperti yang kamu harapkan di awal.
3. Membayar Asuransi secara Kredit
Ketika kamu memaksakan diri untuk membayar premi besar, yang tadinya dilakukan secara tunai, dalam sekejap berubah membayarnya secara kredit. Hal ini tentunya akan merusak kondisi keuangan kamu, terutama jika dilakukan secara terus-menerus.
Guna mengantisipasi terjadinya pembayaran dengan cara kredit, tidak salah jika kamu membayar premi untuk satu tahun sekaligus. T
entunya kamu tidak perlu pusing memikirkan biaya asuransi ketika kondisi keuangan sedang surut. Karena memang, kamu sudah melakukan pembayaran premi asuransi di muka.
Nah, untuk itu sebaiknya kamu hindari tiga kesalahan umum yang sering terjadi saat membeli asuransi. Apabila suatu hari nanti masa berlaku polis sudah berakhir, jangan ragu untuk memperpanjang atau mendaftarkan polis baru agar asuransi tetap aktif hingga kamu tua nanti.